KKU

Penantian panjang masyarakat Sukadana akhirnya terkabul dengan bergabungnya lima kecamatan membentuk Kabupaten Kayong Utara (KKU) yang ditetapkan menjadi kabupaten ke-13 di Kalbar.
Selasa, (26/6) Menteri Dalam Negeri adinterim Jenderal TNI Widodo AS didampingi Gubernur Kalbar H Usman Ja’far serta pejabat daerah lainnya, meresmikan Kecamatan Sukadana menjadi ibukota KKU sekaligus melantik Pejabat Bupati, Syarif Umar Alkadrie yang juga Ketua Bandiklat Provinsi Kalbar.
Undang-undang No. 6 Tahun 2007 adalah landasan yuridis yang menjadi pijakan payung hukum pemekaran KKU.

Kubu Raya
Masih di tahun 2007, daerah kedua yang dimekarkan menjadi daerah otonomi baru adalah Kabupaten Kubu Raya yang merupakan pecahan dari Kabupaten Pontianak.
Dan pada tanggal 14 Desember 2007 kemarin, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, melantik Asisten III Sekda Pemprov Kalbar, Drs. Kamaruzzaman, MM sebagai pejabat Bupati Kubu Raya.
Kabupaten Kubu Raya disetujui pendiriannya oleh DPR RI pada 17 Juli 2007. Kabupaten Pontianak sebagai kabupaten induk, terdiri atas 18 kecamatan, 168 desa dan 213 dusun dengan luas wilayah 8.262 kilometer persegi. Jumlah penduduk 709.933 jiwa.
Kabupaten Kubu Raya, terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun dengan luas 6.985,20 kilometer persegi.

Kalbar Expo
Kegiatan akbar tahun 2007 lainnya adalah gawe Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak (PRP) yang dibuka Gubernur Usman Ja’far, Rabu (5/9). Gawe ini dimaksudkan untuk mengiatkan sektor ekonomi terutama usaha kecil menengah (UKM) yang kegiatan usahanya tidak terpengaruh oleh krisis yang mendera negeri ini.
Penyelenggara –pemerintah, memberikan kesempatan kepada usaha kecil untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan penyediaan stand-stand pemasaran. Sehingga pengusaha kecil dapat terbantu dalam mengenalkan produk mereka, sekaligus membantu memasarkannya kepada publik.
Apa yang dilakukan pemerintah merupakan bagian dari pemicu, yang membantu pelaku usaha kecil untuk terus mengembangkan produksi mereka. Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak ini bisa pelaku usaha untuk berkembang dan mandiri.

Pilkada
Puncak dari peristiwa selama 2007 di Kalbar adalah perhelatan pilkada yakni pemilu gubernur Kalbar dan pemilu walikota Singkawang. Itu setelah pleno KPU Provinsi Kalbar yang memutuskan sekaligus menetapkan pasangan calon cawagub dan cawagub Kalbar yang bertarung pada Pemilu Gubernur, 15 November 2007.
Adapun pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur Kalbar itu adalah nomor urut 1 pasangan Usman Ja’far-LH Kadir, nomor urut 2 pasangan H Oesman Sapta-Ignatius Lyong, pasangan nomor urut 3 HM Akil Mochtar-AR Mecer dan pasangan terakhir adalah Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Banyak kalangan menilai, khusus untuk pemilu gubernur Kalbar relative sukses. Salahsatunya datang dari Komisi A DPRD Provinsi Kalbar. Mereka menilai secara keseluruhan rangkaian proses pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalbar 15 Nopember lalu berjalan relatif sukses. Hal tersebut dapat dilihat dengan indikator tingginya jumlah partisipasi pemilih di Kalbar yang mencapai sekitar 73 persen, dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah pemilih pada Pilgub di DKI Jakarta yang hanya mencapai angka 57,8 persen.
Indikator tingkat keamanan juga patut menjadi barometer suksesnya Pilgub Kalbar. “Tidak kalah penting adalah sikap satria dan jiwa besar dari semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar yang memang semestinya dijadikan tauladan bagi seantero masyarakat Kalbar,” ungkap Ketua Komisi A DPRD Provinsi Kalbar, Drs Adrianus Senen, M.Si.
Menurut Senen, proses Pilgub di Kalbar telah berjalan secara aman dan damai sehingga proses demokratisasi yang telah berjalan dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya seantero Indonesia dalam penyelenggaraan Pilkada di daerah masing-masing. Selanjutnya, sambung Senen, dengan kondusifnya Pilgub ini, maka aliran investasi akan segera mengalir deras untuk ditanamkan di Kalbar. Tentu hal itu akan berimplikasi sekaligus mendorong pembangunan di wilayah ini.
“Saya berharap agar para investor segera menanamkan modalnya di Kalbar guna memberikan stimulan terhadap dunia usaha agar terus eksis dan berkembang,” katanya.
Mantan aktivis resimen mahasiswa ini juga menyatakan bahwa kesadaran politik masyarakat Kalbar cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat dengan tingginya angka partisipasi para pemilih pada Pilgub 15 Nopember lalu.
Senada dengan Senen, Zainuddin Isman juga mempunyai pandangan yang sama. Ia mengatakan bahwa Pilgub 15 Nopember lalu perlu menjadi pengalaman yang berharga bagi daerah kabupaten/kota yang akan menyelenggarakan Pilkada dalam waktu yang tidak lama lagi. “Jadi Pilgub Kalbar dapat menjadi cerminan bagi kabupaten/kota untuk menyelenggarakan Pilkada di daerahnya masing-masing,” ujarnya.

Tidak ada komentar: