Realitas masyarakat dusun Beriam, kec.manis mata-ketapang, kalbar

Ada banyak daerah di kalbar yang sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah misalnya di beriam. Saya tidak tahu mengapa? dan sering kali pertanyaan itu juga baik spontan maupun terlontar dalam diskusi-diskusi menjadi perbincangan masyarakat beriam. Karena mereka (masy beriam) merasa prihatin akan situasi yang mereka alami. Ada juga yang bertanya "apakah pemerintah memang tidak mempunyai kepedulian dengan orang dayak?" kalau ditanya demikian tentu saya rasa pemerintah peduli atau mungkin........?namun saya yakin sebenarnya pemerintah peduli, kan tetapi mengapa seolah hal tersebut tidak mendapatkan perhatian?

Anda mungkin bisa membayangkan, bagaimana pedihnya kehidupan yang dilamai masyarakat di desa tersebut karena segala sesuatunya mereka bangun secara swadaya. Bayangkan saja, bagaimana mungkin disebuah desa/dusun tidak ada SD dan pasilitas umum lainnya, apakah ini yang dinamakan dengan peduli? Yang ada di dusun tersebut hanya sebuah gereja yang sangat sederhana, dan pos kamling serta sebuah wc umum.

Sementara anak-anak desa tersebut untuk sekolah mereka haru menempuh perjalanan setiap harinya 8 KM. Dan mengapa seolah mendirikan sebuah SD saja pemerintah tidak sanggub, sementara di daerah lain ada? Saya tidak habis berpikir, sebenarnya suara masyarakat di dusun beriam pernah dilaksanakan oleh pemerintah atau tidak dan saya tidak tahu bagaimana mungkin sebuah dusun di dekat jalan raya, pemerintah sendiri tidak pernah tahu akan kehidupan warganya?

Tidak ada komentar: