Menurut catatan JU Lontaan, dalam sebuah bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, yang terbit tahun 1975, Bangsa Dayak di Kalbar terbagi berdasarkan sub-sub ethnic yang tersebar di seluruh kabupaten di provinsi tersebut.
Berdasarkan Ethno Linguistik dan ciri cultural gerak tari Dayak di Kalbar menjadi empat besar. Pertama, Kendayan atau Kanayatn Group : Dayak Bukit (Ahe), Banyuke, Lara, Darit, Belangin, Bakati’ dan lain-lain. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya.
Kedua, Ribunic atau Jangkang Group : Dayak Ribun, Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang, Kembayan, Simpakng dan lain-lain. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sanggau Kapuas, Balai Bekuak Kabupaten Ketapang dan sekitarnya. Ketiga, Iban atau Ibanic : Dayak Iban dan sub-sub kecil lainnya, Mualang, Ketungau, Kantuk, Sebaruk, Banyur, Tabun, Bugau, Undup, Saribas, Desa, Seberuang, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sambas (Sajingan di kawasan perbatasan), Kabupaten Sanggau/Malenggang dan sekitarnya, Kabupaten Sekadau (Belitang Hilir, Tengah, Hulu) Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Serawak, Sabah dan Brunai Darusalam. Keempat, Tamanic Group : Taman, Tamambaloh dan sub nya, Kalis, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Kapuas Hulu.
Selain terbagi menurut ethno linguistik yang terdata menurut jumlah besar groupnya, masih banyak lagi yang belum teridentifikasikan, karena menyebar dan berpencar dan terbagi menjadi suku yang kecil-kecil. Misalnya Dayak di Kabupaten Ketapang, daerah Persaguan, Kendawangan, daerah Kayong, Sandai, daerah Krio, Aur kuning, daerah Manjau dan sebagainya.
Kemudian Dayak daerah Sambas, yaitu Dameo atau Damea, Sungkung daerah Sambas maupun Bengkayang dan sebagainya. Kemudian daerah Sekadau ke arah Nanga Mahap dan Nanga Taman, Jawan, Jawai, Benawas, Kematu dan lain-lain. Selanjutnya Kabupaten Melawi, di antaranya Linoh, Nyangai, Ot Danum (masuk kelompok Kalteng), Leboyan dan sbagainya. Kemudian Kapuas Hulu diantaranya: Suhaid atau Suaid, Mentebah, Suruk, Punan, Bukat, Kayan (masuk kelompok Kaltim), Manday dan sebagainya.
Pembagian berdasarkan ethnolinguistik sangatlah menarik untuk di kaji dan perkuat berdasarkan Observasi, analisa, dan study lapangan.
Maka berdasarkan group terbesar masing-masing kelompok, tari Dayak di Kalbar, terbagi sebagai berikut: Kelompok Kendayan/Kanayatn group, sampai kepada Jangkang group, gerak tarinya mempunyai ciri yang rancak atau keras, menghentak, kejang-kejang, stakato. Untuk Kabupaten Sanggau Kapuas gerakan tersebut mulai timbul variasi, ada yang lembut dan ada juga yang keras.
Pengaruh tari dari wilayah Kendayan group Kabupaten Pontianak menyebar berdasarkan arah mata angin dalam radius tertentu, sampai ke Sanggau Kapuas. Hal ini dikarenakan Kelompok Kendayan/Kanayatn (Bukir/Ahe) mayoritas bermukim di Kabupaten Pontianak, Landak, dekat dengan kota pantai, seperti Pontianak, Mempawah dan sebagainya yang merupakan pintu masuk ke daerah pedalaman, hingga dapat menjadi filter. Demikian juga dapat mengalkulturasikan gerak tarinya dan yang memengaruhinya, menyebabkan pengaruh penyerapan budaya yang secara langsung menyentuh pada komunitasnya.
Kondisi ini juga menurut Lontaan, secara filosofis dipengaruhi karaktaristik masyarakatnya yang keras (karena berhadapan dengan budaya urban), hingga mempengaruhi cultur social di bidang kesenian tarinya. Ciri stakato dan hentakan-hentakan lebih dominan pada kaki dan tangan, terutama tumit (Kendayan Group).
Demikian juga iringan musiknya mempunyai irama yang berdinamika, keras, tegas. Walaupun umumnya suku Dayak lebih mengambil objek tari yang terdapat pada alam. Ibanik, mulai dari kabupaten Sekadau, sampai ke Kapuas Hulu serta kelompok Tamanik dan Dayak yang lainnya yang bermukim di daerah Kapuas Hulu-Kalbar, mempunyai cirri gerak yang lembut, tegas, lincah, mempunyai gerak yang mengalir.Hidup itu adalah proses untuk itu mau tidak mau kita harus menjalani segala proses itu
Berdasarkan Ethno Linguistik dan ciri cultural gerak tari Dayak di Kalbar menjadi empat besar. Pertama, Kendayan atau Kanayatn Group : Dayak Bukit (Ahe), Banyuke, Lara, Darit, Belangin, Bakati’ dan lain-lain. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya.
Kedua, Ribunic atau Jangkang Group : Dayak Ribun, Pandu, Pompakng, Lintang, Pangkodatn, Jangkang, Kembayan, Simpakng dan lain-lain. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sanggau Kapuas, Balai Bekuak Kabupaten Ketapang dan sekitarnya. Ketiga, Iban atau Ibanic : Dayak Iban dan sub-sub kecil lainnya, Mualang, Ketungau, Kantuk, Sebaruk, Banyur, Tabun, Bugau, Undup, Saribas, Desa, Seberuang, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Sambas (Sajingan di kawasan perbatasan), Kabupaten Sanggau/Malenggang dan sekitarnya, Kabupaten Sekadau (Belitang Hilir, Tengah, Hulu) Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Serawak, Sabah dan Brunai Darusalam. Keempat, Tamanic Group : Taman, Tamambaloh dan sub nya, Kalis, dan sebagainya. Wilayah penyebarannya di Kabupaten Kapuas Hulu.
Selain terbagi menurut ethno linguistik yang terdata menurut jumlah besar groupnya, masih banyak lagi yang belum teridentifikasikan, karena menyebar dan berpencar dan terbagi menjadi suku yang kecil-kecil. Misalnya Dayak di Kabupaten Ketapang, daerah Persaguan, Kendawangan, daerah Kayong, Sandai, daerah Krio, Aur kuning, daerah Manjau dan sebagainya.
Kemudian Dayak daerah Sambas, yaitu Dameo atau Damea, Sungkung daerah Sambas maupun Bengkayang dan sebagainya. Kemudian daerah Sekadau ke arah Nanga Mahap dan Nanga Taman, Jawan, Jawai, Benawas, Kematu dan lain-lain. Selanjutnya Kabupaten Melawi, di antaranya Linoh, Nyangai, Ot Danum (masuk kelompok Kalteng), Leboyan dan sbagainya. Kemudian Kapuas Hulu diantaranya: Suhaid atau Suaid, Mentebah, Suruk, Punan, Bukat, Kayan (masuk kelompok Kaltim), Manday dan sebagainya.
Pembagian berdasarkan ethnolinguistik sangatlah menarik untuk di kaji dan perkuat berdasarkan Observasi, analisa, dan study lapangan.
Maka berdasarkan group terbesar masing-masing kelompok, tari Dayak di Kalbar, terbagi sebagai berikut: Kelompok Kendayan/Kanayatn group, sampai kepada Jangkang group, gerak tarinya mempunyai ciri yang rancak atau keras, menghentak, kejang-kejang, stakato. Untuk Kabupaten Sanggau Kapuas gerakan tersebut mulai timbul variasi, ada yang lembut dan ada juga yang keras.
Pengaruh tari dari wilayah Kendayan group Kabupaten Pontianak menyebar berdasarkan arah mata angin dalam radius tertentu, sampai ke Sanggau Kapuas. Hal ini dikarenakan Kelompok Kendayan/Kanayatn (Bukir/Ahe) mayoritas bermukim di Kabupaten Pontianak, Landak, dekat dengan kota pantai, seperti Pontianak, Mempawah dan sebagainya yang merupakan pintu masuk ke daerah pedalaman, hingga dapat menjadi filter. Demikian juga dapat mengalkulturasikan gerak tarinya dan yang memengaruhinya, menyebabkan pengaruh penyerapan budaya yang secara langsung menyentuh pada komunitasnya.
Kondisi ini juga menurut Lontaan, secara filosofis dipengaruhi karaktaristik masyarakatnya yang keras (karena berhadapan dengan budaya urban), hingga mempengaruhi cultur social di bidang kesenian tarinya. Ciri stakato dan hentakan-hentakan lebih dominan pada kaki dan tangan, terutama tumit (Kendayan Group).
Demikian juga iringan musiknya mempunyai irama yang berdinamika, keras, tegas. Walaupun umumnya suku Dayak lebih mengambil objek tari yang terdapat pada alam. Ibanik, mulai dari kabupaten Sekadau, sampai ke Kapuas Hulu serta kelompok Tamanik dan Dayak yang lainnya yang bermukim di daerah Kapuas Hulu-Kalbar, mempunyai cirri gerak yang lembut, tegas, lincah, mempunyai gerak yang mengalir.Hidup itu adalah proses untuk itu mau tidak mau kita harus menjalani segala proses itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar