BERIAM

  1. Asal-usul Desa Beriam

Bagi sebagian besar warga yang sering berlalu lalang disekitar desa beriam, nama beriam tentu sudah tidak asing lagi terdengar bahkan hampir setiap hari menjadi topik pembicaraan masyarakat, baik dari sistem adat dan kebiasaan masyarakatnya maupun sistem adat lainnya yang mengatur kehidupan masyarakat adat desa beriam secara keseluruhan.

Anda mungkin pernah membayangkan dalam benak anda atau mungkin merasa penasaran dengan penduduk desa beriam. Jika anda salah satu orang yang masuk dalam kategori tersebut, saya akan dengan sangat senang membantu anda untuk menceritakan kehidupan masyarakat desa beriam.

Saya akan menceritakan kepada anda mengenai asal-usul desa beriam. Adapun asal-usul desa tersebut adalah sebagai berikut; Konon sejak zaman dulu di desa beriam terdapat sebuah pohon besar yang hidup dipingiran sungai desa beriam.

Menurut mitos atau kepercayaan masyarakat desa beriam pohon tersebut tidak boleh ditebang atau diganggu karena diyakini sebagai tempat roh para leluhur sehingga pohon tersebut harus dihormati.

Dan konon katanya pohon tersebut juga sangat keramat, sehingga apapun yang diminta oleh penduduk desa tersebut akan dikabulkan dengan syarat orang yang ingin mengajukan permintaan terebut harus benar-benar tulus untuk meminta dan menyediakan sesajian sebagai imbalannya.

Berbekal keyakinan tersebut, maka penduduk desa beriam tidak berani mengganggu pohon besar tersebut, karena apa bila digangggu mereka (penduduk desa) khawatir akan menimbukan musibah/bencana didesa tersebut. Hari demi hari pohon tersebut tumbuh semakin besar dan tinggi.

Pada suatu hari karena semakin tua, akhirnya pohon besar itu pun tumbang melintangi anak sungi yang ada didesa tersebut. Karena tidak seorangpun yang berani mengganggu pohon tersebut apalagi memotongnya. Pada ke esokan harinya ada seorang kakek bertanya pada salah seorang warga” mengapa pohon ini tidak dipotong saja?” jawab seseorang tersebut “kami takut terjadi sesuatu dengan penduduk desa kita kek”.

Tiba-tiba saja kakek tersebut menghilang dari pandangan orang tersebut. Seseorang yang sempat berbicara dengan kakek tersebut sangat ketakutan, lalu ia pulang dan meninggalkan pohon tersebut. Pada malam harinya, ia yang sempat berbicara dengan kakek tersbut bermimpi dan memerintahkan agar pohon tersebut segera dipotong karena jika tidak dipotong dapat mengganggu kehidupan masyarakat desa tersebut.

Pada pagi harinya, akhirnya pohon itu pun segera dipotong. Karena sudah lama pohon yang tumbang tersebut tumbang akan tetapi tidak pernah diganggu sedikitpun oleh warga desa beriam dan mereka sering mengatakan biarkan saja (dalam bahasa dayak desa beriam; biaram), orang tersebut akhirnya memberi nama desa tersebut dengan nama “Beriam” yang berarti biarkan saja” dalam bahasa dayak desa beriam.

  1. Gambaran Umum Desa Beriam

Desa Beriam adalah sebuah desa kecil yang berada di sebelah selatan kabupaten ketapang, Kaliantan Barat. Jumlah penduduknya hanya berkisar antara 300-500 jiwa. Rata-rata penduduk desa tersebut bermata pencaharian sebagai petani dan menggantungkan diri dari hasil perkebunan, misalnya perkebunan karet.

  1. Luas Desa Beriam

Luas desa Beriam sekitar 3000-4000 m2, tediri dua rukun tetangga dan satu rukun warga. Rukun tetangga yang paling banyak jumlah penduduknya adalah RT 8 sekitar 57 persen dari jumlah penduduk desa beriam secara keseluruhan sedangkan RT 9 adalah sisa dari penduduk desa tersbut.

  1. Batas wilayah:

  1. sebelah barat berbatasan dengan KM4

  2. sebelah timur berbatasan dengan desa Kuala Asam

  3. sebelah utara berbatasan dengan desa Manis Mata

  4. sebelah selatan berbatasan dengan desa Asam Besar

  1. Agama dan atau kepercayaan

Pada tahun 2000 desa beriam sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan Kharingan yaitu sekitar 56% dari jumlah penduduknya dan sisanya menganut agama kristen Katolik. Jumlah penganut kepercayaan kharingan didesa beriam semakin hari semakin berkurang, hal tersebut karena selain sudah banyak yang masuk agama Katolik juga karena tuntutan dimana anak-anak mereka yang ingin melanjutkan pendidikan paling tidak harus memeluk agama yang diakui oleh negara, sehingga terpaksa atau tidak terpaksa dengan sendirinya mereka secara berngsur-angsur memeluk agama katolik, akan tetapi tradisi adat tetap mereka pegang dengan teguh.


  1. Fasilitas Yang ada di desa Beriam

Fasilitas yang ada di desa tersebut terdiri dari sebuah Gereja yang berukuran sedang. Luas taman dan halamanya sekitar 500-700m2 dan sebuah rumah adat suku dayak, satu buah pos keamanan, satu buah stasiun radio swasta milik masyarakat adat yang bekerja sama dengan Kredit Union, dua buah jembatan umum yang di bangun secara swadaya (bersama-sama) oleh masyarakat desa dan satu buah wc umum yang terletak di pertengahan desa. Pasilitas umum lainnya yang terdapat di desa Beriam adalah mesin PLN yang masih mengikuti arus PLN dari desa Manis mata yang berada didekatnya dan merupakan ibu kota kecamatan desa Beriam.


  1. Bentuk Rumah

Bentuk rumah yang ada di desa beriam rata-rata mengikuti bentuk rumah Betang, yang memanjang, dimana ketinggiannya dengan permukaan tanah sengaja di buat agak tinggi, sekitar 50 cm -100 cm. Akan tetapi sudah banyak yang mengikuti bentuk rumah modern, bahkan jika dilihat dari aspek bahan bangunnya, bahan bangunan yang di pergunakan untuk membuat rumah tersebut terhitung sangat mahal, kerena selain terbuat dari kayu Bulian (bahasa dayak Jalai) yang jika di terjemahkan dalam bahasa indonesia artinya sama dengan kayu besi atau kayu ulin.


  1. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan rata-rata yang dimiliki oleh masyarakat desa tersebut adalah SLTP, ada juga yang sampai pada tingkat pendidikan SMU dan Sarjana. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor salah satunya seperti;

  1. Mudahnya anak-anak muda di desa tersebut untuk mendapatan uang dan sudah tersedianya lapangan pekerjaan karena lapangan kerja di desa tersebut sudah ada dan bersifat turun-temurun dari orang tua mereka, selain hal trsebut diatas mereka juga sudah terbiasa mencari unag pada usia remaja dan bahkan di usia anak-anak sehingg uang tidak begitu menjadi kendala bagi mereka.

Akan tetapi dari segi kemudahan tersebut, sering kali mereka tidak memahami pengelolaan uang yang tepat. Banyak diantara mereka yang sukses dan pada akhirnya membuka lapangan kerja baru karena mereka memahami pengelolaan uang yang baik,misalnya dengan menabung di kredit Union atau biasa di sebut CU (credit union).

  1. Masih rendahnya kesadaran mereka untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi

Hal ini juga tidak jauh berbeda karena dipegaruhi hal yang sama, yaitu kecenderungan mereka dalam mendapatkan uang dengan mudah, sehingga pendidikan bagi mereka bukan merupakan sebuah prioritas atau kepentingan melainkan yang lebih penting adalah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan merencankan tujuan lain, seperti hidup berkeluarga.

  1. Kurangnya peranan tenaga pengajar untuk men-suport mereka untuk sekolah.

Hal tersebut disebabkan karena belum banyak tenaga pengajar yang asli dari suku Dayak, sehingga banyak pengajar (guru-guru) disekolah-sekolah hanya memprioritaskan diri mereka pada aktivitas mengajar di sekolah.

Kecenderungan ini juga yang kadang tidak menimbulkan minat bagi anak-anak di desa tersebut untuk sekolah, ditambah masih sering libur sekolah dan terbatasnya guru yang mengajar. Selain hal tersebut diatas, biasanya anak-anak juga bosan berada disekolah karena guru-guru yang ada disekolah hanya memprioritaskan diri pada kepentingan mereka tanpa ada yang mau mencoba memahami anak-anak tersebut untuk bertanya atau mengkomunikasikan hal-hal yang menurut anak-anak tersebut menarik sehingga dapat mendorong minat mereka untuk sekolah atau sekedar bertanya akan hobi dan cita-cita anak-anak tersebut sehingga dengan memberikan solusi penyelesaiannya.

  1. Kecenderunga menikah di usia remaja

Hal ini merupakan sederetan peristiwa yang juga menjadi penghambat mereka untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi, sehingga tidak jarang terkadang mereka harus merelakan sekolah mereka.

  1. Pengaruh ideologi “ sekolah tinggi-tingi baliknya kedapur juga”

Hal ini yang biasanya sering saya dengar dikalangan orang tua yang memiliki anak perempuan dan biasanya para orang tua ini sangat skeptis, sehingga tidak jarang terkadang mereka tidak mau menerima saran atau masukan dari orang lain di sekitar mereka dan sangat membatasi anak mereka untuk bergaul dengan orang-ornang yang mereka anggap sebagai lawan mereka, tidak jarang bahkan terkadang mereka menanamkan sikab agar orang yang memberi saran kepada mereka untuk dihindari oleh anak-anak mereka.

Saya tidak akan menyalahkan mereka sepenuhnya, karena banyak faktor juga yang menyebabkan mereka bertindak skeptis, salah satunya disebabkan karena kekecewaan mereka terahadap anak-anak mereka yang sengaja mereka kirim untuk sekolah akan tetapi yang terjadi jauh dari harapan mereka. Saya mau katakan dalam hal ini, orang tua tidak boleh memperlakukan anak sama sepeti mereka memperlakukan anak mereka lainya yang belum tentu akan melakukan hal yang sama dan perlu mereka sadari juga bahwa manusia itu diciptakan berbeda sehingga sangat tidak mungkin antara satu orang dengan orang yang lainnya memiliki sikab yang sama.

Saran saya, orang tua seharusnya lebih profsional dalam mendidik anak-anak dan tahu akan kepentingan anak-anak mereka, tahu akan pemberian kasih sayang yang wajar. Artinya bahwa orang tua harus menjadi teman bagi anak-anak bukan menjadi orang tua yang menakutkan dengan ideologinya yang tak terbantahkan, karena prinsip dasar yang dimiliki oleh manusia adalah menemukan kasih sayang yang tepat. Selama orang tua masih memperthankan ideologi yang menurut anak-anak hanya sebuah ketakutan besar, maka bukan mustahil mereka (para orang tua) tidak akan bisa menjadi teman yang baik bagi nak-anak walaupun sebnarnya orang tua jauh lebih baik dari segalanya dan merupakan orang tua yang luar biasa bagi mereka.

Orang tua juga jangan terlalu membatasi kebebasan bergaul anak-anak mereka pada masa sekolah, karena jika demikian maka bukan tidak mungkin anak-anak pada saat mereka sendirian mereka akan menderita karena merasa jauh dengan orang tua dan merasa tidak ada yng memberikan kaih sayang yang mereka perlukan, satu hal lagi orang tua jangan merasa benar semuanya karena tidak banyak anak yang sukses karena orang tuanya egois, masalah fakta kembali kediri sendiri.

Jangan juga menjadi penghambat mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga mereka tidak diberi akses untuk bergaul karena hal ini akan membertkan mereka (anak-anak) terutama ketika mereka sendirian dan menemukan teman yang tepat bagi mereka, mereka akan sangat terbuka.

Dan kalau kemudian itu yang menjadi pilihan mereka, saran saya, orang tua harus menerima bukan bersikan keras karena bersikab keras tidak akan menemukan penyelesaian dan hanya akan menyisakan kecewa yang mendalam, karena tidak semua orang suka diperlakukan keras bahkan anak sendiri sekalipun dan tidak semua yang baik buat orang tua adalah baik buat anak-anak.

Salah satu solusinya adalah memberikan kebebasan yang bertanggungjawab dan disinilah letak orang tua sebagai orang tua untuk mengawasi tangungjawab anak-anak akan tetapi bukan membuat anak-anak menjadi tidak punya kebebasan dan hanya membuat ketakutan yang mendalam bagi anak-anak sehingga mereka sendiri tidak bisa terbuka dengan orang tua yang jauh lebih mereka percaya dari orang lain atau teman.

Banyak orang tua dalam hal ini, tidak memahami dengan benar posisi mereka sebagai orang tua karena mereka justru sering menempatkan diri mereka sebagai atasan bagi anak-anak mereka yang harus ditakuti bukan menjadi penasihat atau teman bicara yang menyengkan sehingga kecenderungan ini justru membuat anak-anak mereka tidak terbuka dengan mereka karena yang ada di benak anak-anak hanya sosok orang tua yang menakutkan bukan teman. Saran saya, buat orang tua yang mungkin kecewa atau dikecewakan anak-anakmmereka, perlakukanlah anak pada tempatnya dan buatlah mereka nyaman akan tetapi tetap dalam batasan tanggungjawab dan tetap pada posisi anak dan orang tua, jangan hanya mementingkan diri sendiri dengan ideologi sendiri yang tak terbantahkan karena hal tersebut akan menjadi tembok bagi anak dan orang tua untuk tidak bisa berani terbuka.



  1. Mata Pencaharian

    • Sebagai Petani

Sebagian besar penduduk desa beriam bermata pencaharian sebagai petani dan menggantungkan diri dari hasil perkebunan, misalnya perkebunan karet, hasil hutan dan aneka macam tumbuh lainnya.

    • Sebagai Nelayan

Tidak banyan penduduk yang menggantungkan hidup sebagai nelayan (menangkap ikan), karena masyarakat disekitar sudah terbiasa dengan mata pencaharian utamanya sebagi petanani karet.

    • Sebagai Peternak

Ada juga masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil peternakan, seperti ternak babi, ayam dan bebek. Hewan piaraan yang paling bayak diminati oleh masyarakat sekitar adalah anjing, karena selain jasanya dapat dijadikan binatang pemburu juga dapat digunakan sebagai teman untuk menemani aktivitas sehari-hari seperti teman untuk mencari kayu bakar atau untuk keladang.

Pada prinsipnya masyarakat desa beiam memelihara anjing lebih didasarkan pada kebutuhan mereka untuk menggunakn jasa binatang tersebut untuk berburu. Aktivitas desa tersebut terasa sunyi pada saat pagi hari menjelang siang, karena sebagian besar masyarakat desa tesebut pergi kekebun atau hutan selain menyadap karet. Biasanya yang ada dirumah hanya ibi-ibu rumah tangga yang memang notabenae sebagai ibu rumah tangga yang bertugas menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya, sedangkan aktivitas keseharian anak-anak didesa tersebut adalah belajar di sekolah dan sepulang dari sekolah biasanya merekaa membantu orang tua mereka untuk bekerja terutama membantu ibu menyiapkan makanan dan membantu membersihkn rumah atau halaman.

Rumah atau halamann tersebut arus mereka bersihkan setiap hari, kadang-kadang bisa dua sampai tida hari sekali mereka membersihkan halaman rumah, karena kalau tidak dibuang sampahnya bisa-bisa sampah disekitar halaman ruamah mereka menumpuk.

Hal tesebut lebih disebabkan karena diseitar wilayah desa mereka masih banyak terdapat hutan, khususnya hutan tanaman karet dan jenis buah-buahan lainnya yang sengja mereka tanam selain sebagai tanaman pelindung yang bertujuan membuat halaman rumah mereka tetap asri juga sebagai alternatif jika mereka ingin memetik buah-buahan yang dapat dimakan, karena jika harus kekebun membutuhkan waktu yang cukup lama.

Tujuan di tanamnya buah-buahan tersbut di sekitar rumah juga biasanya sebagai oleh-oleh bagi tamu yang berkunjung kerumah mereka.




KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan terima kasih yang luar biasa buat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini. Dan tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih buat orang tua penulis.

Buat penulis, terselesaikannya buku ini merupakan sebuah rahmat yang luar biasa, karena sudah lama penulis berkeinginan untuk menulis sebuah buku akan tetapi begitu banyak perbuatan konyol yang selalu menjadi kendala penulis. Sekali lagi, salam hangat dari penulis buat orang tua penulis yang sangat spesial dan luar biasa karena sampai detik ini mereka tetap menjadi orang tua yang luar biasa bagi penulis.

Buku ini khusus penulis persembahkan buat ”Penderitaan Penulis dan buah dari Penderitaan itu dimana berkatnya melimpah atas penulis”. Buku ini merupakan bukti bahwa penderitaan tidak selamanya menjadi penghambat untuk berprestasi, melainkan mengajarkan banyak hal tentang arti kehidupan, sehingga buku ini penulis beri judul dengan “Perjuangan Anak Manusia”.

Buku ini menceritakan sejarah perjuangan yang luar biasa bagi penulis karena banyak cerita kehidupan yang sebetulya tersirat dari kehidupan nyata penulis dimana tidak banyak orang yang tahu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin membagi pengalaman penulis dalam menulis buku ini.


Cerita Rakyat Beriam

Pada zaman dahulu, hidup dua orang beraudara namanya siputang pating dan ceriang riuk. Pada suatu hari mereka berdua berniat untuk berburu binatang, akan tetapi mereka tidak mempunyai alat apa-apa, yang mereka punya hanyalah sebilah parang (pisau panjang) dan kayu dihutan.

Menyadari hal itu, mereka berduapun akhirnya sepakat untuk membuat jerat (perangkap) agar bisa menagkap hewan buruan. Lalu mereka meramu alat-alat yang akan digunakan sebagai perangkap tersebut dan memasangnya.

Keesokan harinya mereka berduapun mencoba untuk melihat perangkap itu. Dikejauhan mereka melihat perangkap itu telah berubah. Dalam hati, mereka berduapun sangat senag sekali karena mereka yakin bahwa prangkap mereka berhahil menagkap hewan buruan yang mereka cari. Sesampai di dekat perangkap tersebut, betapa kagetnya mereka berdua, karena trnyata yang mereka tangkap bukannya seekor binatang atau hewan, melainkan atuq kubayan (dalam bahasa indonesia; hantu).

Siputang pating dan ceriang riuk pun akhirnya bermaksud untuk membunuh atuq kubayan tersebut, karena kalau sampai mereka tidak membunuhnya mereka berdua akan dimakan oleh atuq kubayan tersebut. Dengan tipu muslihat yang mereka miliki, akhirnya siputang pating dan ceriang riuk pun memerintahkan kepada atuq kubayan terebut untuk membelakangi mereka dengan alasan mereka akan melepaskan atuq kubayan tersebut.

Atuq kubyan itu, kemudian membelakangi mereka berdua. Kemudian siputang pating dan ceraing riuk meraih sepotong kayu besar lalu memukul atuq kubyan sampai mati. Setelah atuq kubayan mati, mereka berdua kemudian sepakat untuk membakar atuq kubayan tersbut dan bermaksud akan membunuh isteri dari atuq kubyan itu lagi. Mereka menguliti dan membakar atuq kubayan sampai tidak diknali isterinya dan kemudian memberikan dagingnya kepada isteri atuq kubayan.

Betapa senangnya istri atuq kubayan mndapatkan daging yang sudah siap untuk di makan akan tetapi ia tidak mengetahui daging tersebut sebenarnya. Dalam hati istri atuq kubayan, ia akan memakan siputang pating dan ceriang riuk setelah ia makan daging yang diberikan oleh siputang pating dan ceriang ruk kepadanya.

Karena siputang pating dan ceriang riuk sudah menebak dan mengetahui maksud dari istri atuq kubayan, merekapun meminta izin untuk secepatnya lewat. Akan tetapi Istri atuq kubayan tidak mengizinkan mereka untuk secepatnya berlalu dengan harapan ia akan memakan mereka apa bila siputang pating dan ceriang riuk terlena.

Namun karena kecerdiakan siputang pating dan cering riuk atuq kubayan pun akhirnya menizinnkan meeka berdua untuk lewat.

Setelah sampai di hutan, siputang pating mencari pohon besar dan berbuah. Mereka akhirnya menemukan sebuah pohon ambawang yang berbuah lebat sekali dan mereka pun kemudian naik keatas pohon tersebut.

Sesampainya diatas pohon, siputang pating dan cering riuk mengumpukan buah ambawang tersebut untuk mereka lemparkan kepada isteri atuq kubayan dengan harapan istri atuq kubayan tersebut bisa mati. Ternyata istri atuq kubyan pun telah selesai memakan daging yang diberikan siputang pating dan cering riuk. Menyadari akan suaminya yang pergi kehutan, maka atuq kubayan tersebut mulai menduga-duga jangan-jangan daging yang ia makan adalah daging suaminya, karena sudah beberapa hari suaminya tidak pulang kerumah dan tidak ada kabar yang ia terima.

Atuq kubayan pun mencari cara untuk bertemu siputang pating dengan ceriang riuk untuk menanyakan tentang suaminya dan apa bila siputang pating dan ceriang riuk tidak juga memberikan jawaban, maka ia akan memakan mereka. Lalu istri atuq kubayan tersebut akhirnya memangil suaminya akan tetapi ia tidak mendengar suara suainya. Istri atuq kubayan pun semakin yakin, kalau suaminya telah meninggal dan ia yakin bahwa daging yang ia makan adalah daging suaminya yang telah dibunuh oleh siputang pating dan ceriang riuk.

Dari kejauhan atuq kubayan mendengar sayup-sayub suara yang berteriak memanggil dirinya dan mengatakan bahwa daging yang ia makan adalah daging suaminya. Karena tidak tahan mendengar hal itupun, ia akhirnya muntah dan menemukan secepat mungkin sumber suara itu untuk menuntut balas akan kematian suaminya. Beberapa kali ia bertanya tentang keberadaan siputang pating dan ceriang riuk, dengan penuh keyakinan siputang pating dapat membunuh istri atuq kubayan, mereka pun akhirnya memberitahukan tempat mereka yang sebenarnya dan memberikan petunjuk tentang jalan menuju ketempat mereka ada kepada istri atuq kubayan.

Dengan perasaan yang ingin menuntut balas atas kematian suaminya, istri atuq kuban itu pun menemukan tempat siputang pating dan ceriang riuk, akan tetapi ia tidak dapat menjangkaunya karena siputang pating dan ceriang riuk berada di atas pohon yang sangat tinggi sekali.

Atuq kubayan tidak habis akal untuk bertanya bagai mana cara menaiki pohon itu. Dengan kecerdikan mereka, siputang patingpun memberitahukan kepada istri atuq kubayan tersebut untuk naik dengan cara kepala dibawah sedangkan kaki dan tangan diatas. Tidak menyadari bahwa dirinya telah dibohongi siputang pating dan ceriang riuk istri atq kubayan itupun memngikitu setiap perintah dari siputang pating dan ceriang riuk tanpa menyadari bahwa ia akan dibunuh oleh siputang pating dan ceriang riuk.

Tahap demi tahap istri atuq kubayan itupun akhirnya hampir sampai meraih puncak pohon dimana siputang pating dan ceriang riuk ada, walau dengan berbagai kesulitan dan derita yang harus ia lakukan, namun dalam hatinya ia akan menuntut balas akan kematian suaminya dan sebagai gantinya ia akan memakan siputang pating dan ceriang riuk.

Menyadari istri atuq kubayan semakin dekat dengan temapat mereka ada, siputang pating dan ceriang riukpun akhirnya menghujani istri atuq kubayan tersebut dengan lemparan buah ambawang dan berharap ia akan jatuh, mati dan tidak bisa memakan mereka berdua. Karena banyaknya lemparan buah ambawang yang bertubi-tubi kekepala dan seluruh tubuhnya, istri atuq kubayan itu pun akhirnya jatuh dan mati.

Melihat istri atuq kubyan telah mati maka berkumpullah segenap binatang untuk mengambil dan membagi-bagikan daging istri atuq kubayan tersebut untuk mereka makan. Ada yang menginkan hatinya, ada yang menginginkan dagingnya, ada pula yang menginginkan matanya, dan hewan-hewanpun bersuka citalah karena tidak ada lagi yang akan memusnahkan mereka besar-besaran. Kemudian siputang pating dan ceriang riuk pun ulang kerumah dan melanjutkan kegiatan mereka seperti biasanya dan hewan-hewan juga menjadi lebih mudah berkembang biak.



Tidak ada komentar: