Kualitas pendidikan dipedalaman masih jauh dari harapan

Saya kawatir jika sistem pendidikan di pedalaman, khususnya dikalbar dan sekitar tidak segera dibenahi generasi muda kalbar yang akan datang akan tertinggal dalam segala bidang, tidak saja dari aspek pendidikan akan tetapi juga menyangkut semua aspek kehidupan. Menurut saya sudah sepantasnya para pendidik dan tokoh-tokoh intelektual bekerja bersama-sam membangun kehidupan yang lebih baik, yaitu dengan perbakan mutu pendidikan kalbar khususnya karena jika hal ini dibiarkan generasi muda kalbar akan "tertinggal".

Menurut saya sudah seharusnya para elit politik dan semua lapisan masyarakat emikirkan pendidikan yang bermutu dikalbar dan sekitarnya dan mulai merubah paradigma yang hanya menguntungkan diri sendiri dan golongan, karena selama hal itu terus dibiarkan maka selamanya akan ada "persaingan" yang pada akhirnya akan mengorbankan masyarakat luas.
Beberapa hari yang lalu saya sempat terkejut dengan ungkapan salah satu calon ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (Kusma) di Semarang, dia mengatakan bahwa salah satu alasan dia mencalonkan diri menjadi ketua KPMKB karena "orang kalbar sendiri tidak mau memajukan Kalbar". Waktu itu saya sempat ingin marah dan membentaknya karena apa yang ia utarakan tidak mempunyai dasar yang kuat, akan tetapi hal itu dapat saya tahan karena beberapa orang teman mengingatkan saya untuk tidak melakukan tindakan itu.
Setelah pulang dri pemilihan ketua KPMKB yang berhasil dimenangkan saudar Rino dengan perbandingan suara 90:7 suara, sayapun pulang dan sesampai dikontrakan hal tersebut masih menjadi pemikiran saya karena setelah saya pikir-pikir mungkin ada benarnya ungkapan kusma tersebut walaupun kesannya "tidak berdasar" dan terkesan mau menjatuhkan Rino sebagai putra asli daerah kalbar yang pada akhirnya dapat menduduki kursi Ketua KPMKB Semarang.


Tidak ada komentar: