MENGENAL ADAT BERAYAH DAYAK BERIAM

Marterinus, SH

Ritual berayah/bebalian merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh suku dayak beriam untuk mengobati orang sakit. Tujuan dariritual berayah sendiri adalah untuk menyembuhkan orang yang sakit dari berbagai gangguan penyakiit, baik penyakit yg disebabkan oleh alam/kekuatan magis maupun sakit yang ditimbulkan akibat pengaruh lain, misalnya guna-guna/santet yang sengaja dikirimkan oleh orang lain yang bermaksud menyakiti korbannya.

Menurut kepercayaan dayak beriam, belian dalam hal ini dipercaya dapat menyembuhkan orang yang sakit karena menurut kepercayaan mereka belian/dukun dianggap memiliki kemampuan untuk menemukan sumber penyakit yang menyebabkan orang tersebut sakit serta dapat membawa pulang semangat orang yang sakit tersebut. Menurut kepercayaan mereka (dayak beriam) belian dapat melakukan perjalanan sampai kedunia orang mati yang biasa disebut subayan (surga).

Untuk bisa melakukan perjalanan ke subayan tersebut, bisanya seorang belian cukup ditemani bunyi-bunyian yang seperti suara gandang (gendang), ketabung (gendang kecil) dan tetawak yang memiliki cirri khas bunyi tersendiri. Seorang belian dapat dianggap pendani (pandai) jika belian tersebut memiliki kemampuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh para leluhur yang sudah meninggal bahkan dengan roh halus. Belian yang demikian biasanya meskipun tidak sedang menjalankan ritual berayah/bebelian, ia dapat melihat roh-roh halus dan roh para leluhur.

Semakin seorang belian dianggap pendani maka semakin sering juga belian tersebut dipanggil untuk mengobati warga yang sakit bahkan sampai kebeberapa kampung atau kabupaten di daerahnya. Selain bahan-bahan ritual yg telah disebutkan di atas, untuk bisa mengadakan ritual berayah, keluarga korban yang sakit juga biasanya menyiapkan tampung tawar, tuak, beras ketan dan beras biasa, besi/parang dan lainnya. Sedangkan untuk mengundang belian sendiri biasanya mereka mengirimkan cupak baras (semacam tempat penyimpanan barang yang terbuat dari anyaman isi bambu/kinjil) yang berisi beras dan uang.

Beras/uang tersebut merupakan salah satu prasyarat undangan terhadap belian yang ingin didatangkan oleh keluarga korban/yang mengalami sakit. Setelah ritual berayah/bebelian selesai biasanya keluarga korban juga memberikan sejumlah uang atau beras kepada belian yang bersangkutan sebagai ucapan terima kasih juga ada juga yang digunakan sebagai pekaras (syarat scr adat) agar pengobatan yang dilakukan oleh belian tersebut berhasil membuahkan kesembuhan terhadap korban yang sakit (mengasik; manjur).

1 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal pahari, kalimantannya mana?